Aceh Utara, 21 Juli 2025 – Di sudut sunyi Desa Blang Dalam Genteng, Kecamatan Nisam, hidup seorang ibu bernama Durnawati Yusuf (56) bersama anaknya dalam gelap selama bertahun-tahun. Bukan karena tak ingin terang, tetapi karena keterbatasan ekonomi yang memaksa mereka bertahan hanya dengan cahaya seadanya dari pelita.
Setiap malam, sang anak belajar dengan penerangan samar, berusaha menulis di buku yang nyaris tak terbaca. Durnawati, seorang ibu rumah tangga yang sudah puluhan tahun menggantungkan hidup pada kesederhanaan, hanya bisa memeluk anaknya erat setiap malam sambil berbisik, “Insya Allah, suatu hari nanti kita juga akan punya listrik.”
Harapan itu akhirnya menyala nyata. Melalui program sosial Light Up The Dream (LUTD) yang digagas PLN sejak 2020, Durnawati menjadi salah satu dari empat warga prasejahtera di Kabupaten Aceh Utara yang mendapatkan sambungan listrik secara gratis dari PLN melalui ULP Krueng Geukuh.
Dalam momen haru di depan rumah berdaun rumbia itu, tangis bahagia tak bisa dibendung saat listrik dialirkan. Lampu menyala. Anaknya menatap takjub untuk pertama kalinya mereka melihat rumah mereka terang oleh listrik milik sendiri. Bukan pinjaman dari tetangga, bukan mimpi yang ditunda.
"Alhamdulillah,”setelah sekian lama kami hidup dalam gelap, akhirnya rumah ini terang juga. “Anak saya bisa belajar dengan layak, kami tak lagi harus bergantung pada lampu minyak, Terima kasih kepada PLN dan semua yang telah peduli. Ujar Durnawati."
“Kami percaya bahwa listrik bukan hanya kebutuhan, melainkan hak dasar masyarakat. Melalui Light Up The Dream, kami berupaya menjangkau warga yang selama ini hidup dalam keterbatasan dan menghadirkan harapan baru dalam kehidupan mereka,” ungkap Zul Fahmi Dhuha, Manager PLN ULP Krueng Geukuh, penuh haru saat menyaksikan momen tersebut.
Durnawati bukan satu-satunya yang tersentuh program ini. Tiga warga lainnya juga mendapat sambungan listrik gratis:
Nurbaiti (51) dari Geulumpang Sulu Barat, telah hidup tujuh tahun tanpa listrik. Helmiana (47) dari Keude Krueng Geukueh, empat tahun dalam gelap. Faisal (32), seorang petani dari Payah Gaboh yang hidup tanpa listrik selama lima tahun.
Seluruh instalasi, material, dan penyambungan ke jaringan utama ditanggung penuh oleh PLN, berkat gotong royong para pegawainya yang menyisihkan sebagian gaji untuk program LUTD.
General Manager PLN UID Aceh, Mundhakir, menegaskan bahwa misi PLN lebih dari sekadar bisnis kelistrikan.
“Program Light Up The Dream adalah wujud nyata semangat PLN Peduli. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun warga yang tertinggal dari akses listrik. Melalui gotong royong pegawai, PLN terus berkomitmen menerangi negeri hingga ke pelosok,” ujarnya.
Kini, malam di rumah Durnawati tak lagi pekat. Ada cahaya yang menyala, membawa harapan baru bagi masa depan anaknya. Program LUTD telah mengubah hidup, bukan hanya dengan energi, tetapi dengan martabat dan keyakinan bahwa mereka juga berhak atas masa depan yang lebih terang.
PLN UID Aceh berharap inisiatif ini terus menjangkau lebih banyak warga di seluruh Aceh. Karena setiap rumah yang gelap, adalah ruang yang masih menunggu cahaya harapan.