Panga, 06 Oktober 2025 – Dalam semangat pemberdayaan perempuan sekaligus pelestarian kearifan lokal, Srikandi PLN UID Aceh menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Women Support Women: Penyerahan Modal Usaha untuk Kelompok Usaha Adat Penghasil Madu.” Kegiatan ini merupakan bagian nyata dari komitmen PLN untuk mengintegrasikan prinsip Gender Equality, Diversity, and Social Inclusion (GEDSI) ke dalam program pemberdayaan masyarakat, khususnya di Mukim Panga Pasi, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya, yang memiliki potensi besar dalam usaha berbasis alam dan budaya lokal.
Kelompok Usaha Hutan Adat (KUHA) Sarah Dewi, penerima dukungan, terdiri dari komunitas perempuan yang selama ini menjaga tradisi panen madu hutan secara beretika dan berkelanjutan. Perempuan-perempuan ini tidak hanya berperan sebagai pelestari ekosistem hutan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi keluarga dan komunitas adat.
Melalui kegiatan ini, Srikandi PLN memberikan bantuan modal berupa alat dan mesin pendukung produksi madu. Dukungan tersebut bertujuan memperkuat kapasitas produksi, meningkatkan tata kelola usaha, serta memperluas akses pemasaran madu asli Aceh Jaya. Dengan pendekatan GEDSI, program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem bisnis lokal yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing.
Wakil Bupati Aceh Jaya, Muslem D, menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada PLN UID Aceh:
“Kami sangat berterima kasih atas penyaluran modal usaha ini di Mukim Panga Pasi, khususnya kepada KUHA Sarah Dewi. Semoga modal usaha ini membawa manfaat positif bagi kesejahteraan masyarakat dan menjadi contoh kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat adat, dan BUMN.”
Senior Manager Keuangan, Komunikasi, dan Umum PLN UID Aceh, Nurlana, menegaskan pentingnya pendekatan GEDSI dalam kegiatan ini:
“Program Women Support Women sejalan dengan komitmen PLN dalam mengarusutamakan gender dan inklusi sosial. Ketika perempuan diberdayakan, maka keluarga, komunitas, dan bangsa ikut maju. Melalui kegiatan ini, perempuan tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama pembangunan ekonomi berkelanjutan. Semoga kolaborasi ini menjadi awal perjalanan panjang yang membawa manfaat nyata, baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan.”
Lebih dari sekadar penyaluran modal usaha, kegiatan ini mencerminkan penerapan nyata nilai-nilai GEDSI yang telah diimplementasikan oleh PLN UID Aceh. Melalui prinsip Kesetaraan Gender (Gender Mainstreaming), perempuan adat didorong untuk menjadi pelaku utama dalam menggerakkan usaha lokal berbasis potensi alam. Pendekatan ini tidak hanya menempatkan perempuan sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai aktor strategis yang menentukan arah perkembangan ekonomi komunitasnya.Selain itu, aspek Inklusi Sosial turut dihadirkan dengan memastikan akses yang sama bagi kelompok rentan, termasuk perempuan kepala keluarga, lansia, dan komunitas adat. Dengan demikian, keberadaan program ini menjadi ruang yang setara bagi semua pihak untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi daerah.
Tak berhenti di situ, program ini juga mengedepankan Pemberdayaan Berkelanjutan melalui peningkatan kapasitas usaha perempuan agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Para anggota KUHA Sarah Dewi memperoleh kesempatan untuk belajar langsung dari tokoh perempuan inspiratif, bertukar pengalaman, sekaligus membangun jejaring dukungan yang kuat. Semangat “Women Support Women” menjadi pengingat bahwa kekuatan perempuan tidak hanya tumbuh dari dalam diri, melainkan juga dari solidaritas, kolaborasi, dan dukungan antarperempuan.
Dengan langkah ini, PLN UID Aceh tidak hanya menyalakan energi listrik, tetapi juga menyalakan energi perubahan sosial, membangun komunitas yang lebih inklusif, berdaya, dan berkelanjutan.